Pembangunan gedung berkonsep ramah lingkungan menjadi salah satu fokus utama Universitas Diponegoro (Undip) dalam mewujudkan kampus berkelanjutan. Komitmen tersebut diwujudkan melalui pembangunan Tower Undip di kawasan Kampus Tembalang yang menerapkan prinsip green campus sejak tahap perencanaan hingga pelaksanaan konstruksi. Acara peletakan batu pertama (groundbreaking) proyek ini akan dilaksanakan pada Maret 2025 dan menjadi langkah awal pengembangan fasilitas akademik berstandar keberlanjutan.

Tower Undip dirancang setinggi 21 lantai dengan luas total sekitar 20.000 meter persegi. Bangunan ini mengintegrasikan konsep green building yang menekankan efisiensi energi dan penggunaan material ramah lingkungan. Sejumlah inovasi diterapkan dalam konstruksinya, antara lain pemanfaatan panel surya, sistem penampungan air hujan, serta penggunaan bahan bangunan seperti keramik berbahan dasar enceng gondok, bata dari limbah PLTU, dan ecobrick hasil daur ulang botol plastik. Selain itu, area hijau tetap dipertahankan dengan proporsi sekitar 19 persen dari total luas tapak bangunan.

Proyek pembangunan dilaksanakan oleh PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) dengan nilai kontrak sebesar Rp213 miliar melalui sistem design and build dan waktu pelaksanaan selama 630 hari kalender. Seluruh kegiatan konstruksi mengacu pada prinsip keselamatan kerja, efisiensi sumber daya, serta pengelolaan lingkungan sesuai standar pembangunan berkelanjutan.

Rektor Universitas Diponegoro menyampaikan bahwa pembangunan Tower Undip tidak hanya ditujukan untuk memperluas kapasitas infrastruktur akademik, tetapi juga sebagai bagian dari transformasi kampus menuju lingkungan pembelajaran yang berdaya saing, efisien energi, dan berwawasan lingkungan.