SDGs Center Universitas Diponegoro kembali menggelar talkshow SDGs Center Undip bersama 97.7 ProAlma FM, Jumat, 23 April 2021. Tallkshow kali ini mengangkat tema “Air Bersih dan Kemitraan Mencapai Tujuan” dengan menghadirkan Dekan Sekolah Pasca Sarjana Dr. R.B Sularto, S.H,.M.Hum dan Dekan Sekolah Vokasi Prof. Dr. Budiyono sebagai narasumber. Acara berlangsung selama 60 menit dengan dipandu oleh Host Mesy dari Proalma Radio.

Pembahasan dimulai oleh Prof. Dr. Budiyono dengan mengungkapkan tujuan SDG 6 saat ini berfokus pada pencapaian kelayakan air bersih dan sanitasi, termasuk di dalamnya berkaitan dengan kemudahan dan kesetaraan akses terhadap air bersih tersebut. Ketersediaan air tawar bersih hanya 2,5% dari seluruh ketersediaan air di dunia. Hal ini harus kita sadari bersama agar kita lebih bijak dalam menggunakan air tawar ini dalam jangka waktu panjang dengan memperhatikan kondisi dan posisi bumi dalam puluhan hingga ratusan tahun mendatang.

Dalam mengakses air bersih memang diakui memiliki banyak kendala. Hal ini secara lugas disampaikan oleh Prof. Dr. Budiyono yang menyebutkan kendalanya adalah letak geografis Indonesia, dana dan infrastruktur, pengaruh musim penghujan dan kemarau. Pemerintah harus memastikan distribusi air bersih sampai ke pelosok desa di seluruh wilayah Indonesia yang memiliki tantangan masing-masing untuk geografis tiap wilayah. Kondisi ini dipersulit dengan cuaca dan kondisi permukaan tanah di beberapa wilayah Indonesia yang seringkali mengalami krisis air bersih saat musim kemarau. Pengelolaan yang baik dan tepat diperlukan dalam mengatasi masalah air besih, karena air bersih merupakan hak asasi manusia yang harus dipenuhi. Sebagai contoh, musim hujan ada pendekatan teknologi untuk menampung air hujan yang bisa dipanen saat musim kemarau. Bisa juga  dengan konservasi air melalui pembuatan waduk penampung air dan teknologi daur ulang air. Selain itu, gaya hidup masyarakat yang masih boros dalam penggunaan air perlu mendapat perhatian, antara lain melalui pendekatan agama untuk memberi kesadaran pada masyarakat tentang pentignya penghematan air.

Prof Budiyono juga menambahkan beberapa contok praktek penggunaan air secara bijak dan pengelolaan air untuk tingkat keluarga, seperti menggunakan air secukupnya untuk mandi-cuci-berwudu, membuat biopori di halaman rumah masing-masing penduduk untuk bisa mengalirkan air ke dalam tanah, mematikan keran air tiap kali selesai digunakan, menggunakan air sisa mencuci baju untuk mencuci kendaraan atau mengguyur halaman yang kotor, dan jika memmungkinkan dilakukan pengelolaan air limbah rumah tangga (air bekas cuci piring, cuci baju, berwudhu) menjadi air daur ulang untuk menyiram tanaman atau menyiram toilet yang bisa diusahakan secara komunal.

Pada kesempatan berikutnya, Dr. R.B Sularto membahas tentang yang mengatakan tujuan SDG 17 Indonesia tentang kemitraan dalam pembangunan. Indonesia memerlukan pemberdayaan dan partisipasi masyarakat yang diwujudkan dalam kemitraan antar elemen untuk memastikan akses terhadap layanan public dan hak public, sebagai contoh air bersih, dapat berjalan baik dan sistematis. Penyadaran masyarakat akan pentingnya air bersih dan kemudahan akses air bersih bisa dilakukan melalui jalur pendidikan masyarakat. Begitu pun dengan pengembangan teknologi pengolahan air agar menjadi air bersih layak konsumsi dan mudah diakses, juga bisa diusahakan dengan kemitraan berbagai pihak terkait.  Hal ini beliau katakan sebenarnya sudah diwujudkan dalam Musrenbang tingkat desa yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan.

Dalam diskusi ini juga disampaikan peran Undip dalam mendukung ketersediaan air bersih dan kemitraan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Undip senantiasa melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat akan pentingnya menghemat air dan konservasi air,  pentingnya sumur penyerapan air hujan, biopori, sumur resapan, dan penanaman pohon di daerah pesisir dan lereng gunung seperti penanaman mangrove dan tanaman lain. Selain itu, pengabdian masyarakat dalam membudidayakan tanaman yang dilakukan secara kemitraan dengan masyarakat menjadi salah satu contoh gerakan Undip dalam sebagai upaya konservasi lingkungan dan mendukung pembangunan berkelanjutan.

Hal lain juga disampaikan mengenai komitmen Undip dalam menjamin ketersediaan air bersih dengan menerapkan aturan minimal lantai dalam membangun gedung di lingkungan Undip. Pada dasarnya, disampaikan bahwa aturan minimal tiga lantai tersebut merupakan cara untuk mempertahankan ruang terbuka hijau. Keberadaan ruang terbuka hijau ini yang kemudian menjadi salah satu upaya Undip dalam menjamin ketersediaan air. Sedangkan untuk pengembangan teknologi yang dilakukan oleh Undip, telah dibuat sumur resapan di lokasi Sekolah Vokasi, pembangunan gedung baru menggunakan prinsip Green Building, pembangunan waduk multifungsi, pembuatan smart water dispenser produksi Sekolah Vokasi, dan juga pengembangan teknologi pengolahan air limbah yang ada di area kampus.  

Dalam hal kemitraan, Dr. R.B. Sularto menambahkan bahwa Undip bekerja sama dengan Gubernur Jawa Tengah dan Bupati Kabupaten Semarang. Undip  diijinkan untuk mengelola kawasan Hutan Lindung Wanadipa, sehingga bisa mengelola sebagian kecil dari kawasan hutan menjadi kebun buah yang bisa dinikmati oleh masyarakat sekitar kawan hutan lindung. Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh Undip juga mendapat respon positif dari masayarakat karena masyarakat bisa menikmati hasil dari kegiatan pengabdian itu secara langsung. Undip juga berkerja sama dengn pihak swasta, dengan perusahaan–perusahan mitra melalui kegiatan pengajaran-penelitian- dan pengabdian masyarakat yang bisa diselenggarakan secara berkelanjutan. Dampak positif dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Undip yang bisa menyentuh masayarakat, menjadikan masyarakat makin percaya dengan institusi Undip sebagai tempat untuk belajar anak-anak generasi muda. Di akhir diskusi, para narasumber menyampaikan pesannya kepada para pendengar untuk mengambil perhatian dan peran penting terhadap ketersediaan air bersih dan kemitraan dalam pembangunan berkelanjutan.  Keduanya berpesan, mulai saat ini masyarakat harus ikut menjaga lingkungan, dimulai dari hal yang paling kecil dan paling dekat seperti hemat penggunaan air dan sumber daya lainnya.

Tautan youtube: https://www.youtube.com/watch?v=oeJUghjg0dQ