Rejomulyo, Semarang, 31 Juli 2022. Pandemi covid-19, serta cuaca dan iklim yang tak menentu membawa efek domino kepada masyarakat Indonesia. Banjir dan kekeringan yang terjadi menyebabkan banyak petani gagal panen sehingga menyebabkan kenaikan harga pasar komoditas pokok rumah tangga seperti bawang merah, tomat, cabai, dan sayuran. Pemerintah menganjurkan untuk mulai menanam tanaman pangan fungsional seperti sayur-sayuran di pekarangan rumah masing-masing, namun pasti dalam praktiknya masih ada kendala di masyarakat seperti terbatasnya lahan untuk menanam, kurangnya pengetahuan, terbatasnya waktu yang dapat diluangkan untuk menanam, dan lain-lain.

mono-1-microgreens-2

Pemerintah setempat sendiri sudah memberi bantuan kepada masyarakat berupa satu unit instalasi hidroponik untuk tiap RW di Kelurahan Rejomulyo, namun tentunya hal tersebut menjadi tidak efektif jika dibandingkan dengan banyaknya jumlah warga di kelurahan tersebut. Juga berdasarkan survei yang telah dilakukan, beberapa dari bantuan unit hidroponik tersebut sudah tidak dimanfaatkan kembali oleh warga atau terlantar. Beberapa hal yang dapat menjadi alasan dari hal tersebut adalah: (1) Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang cara budidaya hidroponik yang baik dan benar beserta pemeliharaannya yang memang sekilas cukup sulit bagi pemula. (2) Masyarakat kurang mendapat edukasi dan bimbingan mengenai manfaat dari menanam sayur menggunakan sistem hidroponik dari segi kesehatan dan ekonomi. (3) Kurangnya minat masyarakat untuk mulai menanam.

mono-1-microgreens

Solusi yang akhirnya dapat ditawarkan untuk mengatasi masalah tersebut oleh Hana Cahya Agustin, mahasiswa KKN Undip dari jurusan Agroekoteknologi adalah dengan mengenalkan salah satu teknik urban farming yaitu menanam microgreens. Microgreens merupakan tanaman yang dipanen dan dikonsumsi pada umur yang masih muda (sekitar 7-20 hari setelah tanam). Microgreens biasanya ditanam sangat rapat pada suatu nampah atau wadah yang ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga dalam budidayanya tidak terpengaruh oleh keterbatasan lahan yang biasanya menjadi masalah umum kegiatan pertanian di perkotaan.

Berdasarkan Brazaityte et al., (2015) dalam penelitianya yang berjudul Effect of Supplemental UV-A Irradiation in Solid-State Lighting on The Growth and Phytochemical Content of Microgreens, mengatakan bahwa kandungan senyawa bioaktif seperti antioksidan, vitamin, flavonoid, karotenoid dalam microgreens lebih tinggi dibandingkan tanaman dewasa. Selain kandungan nutrisi, microgreens menjadi lebih unggul dibandingkan dengan tanaman dewasa karena dalam budidayanya tidak memerlukan bahan kimia tambahan seperti pupuk dan pestisida sehingga lebih sehat. Microgreens juga dapat menjadi pilihan bagi pemula yang ingin mulai menanam karena cara budidayanya sangat mudah, risiko gagal panen rendah, dan tidak membutuhkan pemeliharaan khusus. Jenis tanaman yang direkomendasikan untuk ditanam oleh pemula yaitu tanaman yang benihnya berukuran cukup besar seperti kangkung, bunga matahari, dan sorgum. Hal ini ditujukan untuk meminimalisir kegagalan panen akibat busuk akar dan batang rebah.

Whats-App-Image-2022-08-11-at-8-55-18-PM

Dalam kegiatan ini, masyarakat RW 04 Kelurahan Rejomulyo mengikuti rangkaian acara dengan antusias. “Dengan belajar pemanfaatan microgreen saya jadi tahu cara menanam dan merawat dengan mudah dan cepat sayuran. Moga selanjutnya dapat menemukan tanaman lainnya yang menanam dan merawat nya dengan mudah dan cepat” ujar Lidia Eko Susanti, salah satu warga RW 04 Kelurahan Rejomulyo.

Penulis : Hana Cahya Agustin – Fakultas Peternakan dan Pertanian
DPL : Dr. Cahya Tri Purnami, S.KM., M.Kes.
Lokasi : Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang

KKN TIM II UNIVERSITAS DIPONEGORO TAHUN 2022
#KKNtimIIperiode2022
#p2kknundip
#lppmundip
#undip