Ngaliyan, Semarang (11/08/2022) – Sampah merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan masyarakat, terutama di daerah perkotaan. Sampah apabila tidak ditangani secara baik dan benar dari sumber sampah, maka akan menimbulkan masalah terhadap kesehatan, sosial, ekonomi dan keindahan. Saat ini, komposisi timbulan sampah terbesar adalah sampah organik hasil kegiatan rumah tangga. Berdasarkan data SIPSN, timbulan sampah organik di Kota Semarang mencapai 60,8% yang mana ini merupakan angka yang cukup besar untuk satu kategori sampah. Sampah organik yang dibuang begitu saja tanpa diolah terlebih dahulu tentunya akan mencemari lingkungan seperti saluran drainase yang tersumbat, bau akibat sampah yang membusuk dan lain sebagainya.
Mengetahui fakta tersebut, salah satu mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro yang ditempatkan di Kelurahan Purwoyoso, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang tergerak untuk melakukan upaya penanggulangan sampah sejak dari dapur. Mahasiswa tersebut bernama Puspa Nurfitria dan merupakan seorang mahasiswa jurusan Teknik Lingkungan. Ketika memikirkan solusi apa yang harus dilakukan untuk menanggulangi sampah dapur, ia teringat tentang kompos ala Jepang yang disebut dengan “Keranjang Takakura”.
Kompos takakura dibuat dengan cara Takakura Home Method Composting, sebuah metode pembuatan kompos yang ditujukan untuk mendaur-ulang sampah dapur. Metode kompos takakura pertama kali diperkenalkan di Surabaya pada tahun 2004 oleh seorang berkebangsaan Jepang bernama Mr. Takakura. Waktu itu, beliau mencoba mencari solusi terhadap penumpukan sampah organik di kota itu. Sehingga muncul ide untuk mendaur ulang sebagian sampah rumah tangga sejak di dapur. Maka, dirancanglah sebuah metode pembuatan kompos yang bisa dilakukan di dapur. Syaratnya harus higienis tidak berbau dan tidak jorok, mengingat dapur merupakan tempat mengolah makanan.
Dalam keberjalanannya, program pengenalan pembuatan kompos dengan “Keranjang Takakura” ini dilaksanakan secara door to door kepada ibu-ibu rumah tangga di Kelurahan Purwoyoso, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu (03/08) dengan total rumah yang dikunjungi berjumlah 9
Penulis: Puspa Nurfitria – S1 Teknik Lingkungan UNDIP
DPL: Dr. Ir. Suzanna Ratih Sari, MM, MA
Kelurahan Purwoyoso, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang
KKN TIM II UNDIP 2021/2022

