Sampah merupakan sisa kegiatan manusia yang sudah tidak digunakan lagi dan akhirnya dibuang ke tempat pembuangan akhir. Setiap hari, setiap orang pasti menghasilkan sampah, sehingga dapat dibayangkan betapa banyaknya jumlah sampah yang terkumpul setiap harinya. Masalah sampah menjadi isu penting menjadi perhatian tersendiri yang selalu dihadapi. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, tingkat konsumsi masayarakat, serta aktivitas lainnya maka jumlah timbulan sampah yang dihasilkan juga akan semakin bertambah.
Salah satu jenis sampah yang cukup banyak dihasilkan adalah sampah makanan. Sampah makanan berasal dari sisa bahan pangan yang tidak habis dikonsumsi, seperti nasi, sayur, buah, maupun makanan olahan yang terbuang. Jenis sampah makanan sering diabaikan, padahal jika tidak dikelola dengan baik, sampah makanna akan menimbulkan dampak serius bagi manusia dan lingkungan.
Di kawasan pendidikan seperti Universitas Diponegoro, sampah makanan juga menjadi masalah yang harus ditangani, terutama dengan jumlah populasi serta kegiatan yang ada di Undip, sampah makanan yang dihasilkan pun juga tidak sedikit. Berdasarkan data timbulan sampah harian Undip tahun 2024, rata-rata timbulan sampah makanan Universitas Diponegoro pada tahun 2024 mencapai 356.93 kg/hari. Dengan timbulan sampah makanan terendah pada Bulan Juni sebesar 173.81 kg/hari dan timbulan sampah makanan tertinggi pada bulan Januari sebesar 634.17 kg/hari.

Gambar 1. Timbulan Sampah Makanan Undip Tahun 2024
Sampah makanan tersebut berasal dari sisa-sisa makanan dari kegiatan atau kantin-kantin di Universitas Diponegoro. Timbulan sampah makanan dapat dikendalikan dengan cara penyajian makanan secukupnya sesuai masing-masing kebutuhan makan setiap orang, memastikan untuk menghabiskan makanan, dan membawa pulang makanan yang tersisa. Salah satu upaya Universitas Diponegoro dalam menangani permasalahan sampah makanan di kampus adalah dengan membuat kebijakan tentang penyediaan konsumsi yang diatur dengan adanya SE Nomor 21 Tahun 2017 tentang penyajian konsumsi di lingkungan Undip.
Dengan kesadaran, perilaku kebiasaan, dan kerja sama yang baik antar seluruh civitas akademika Universitas Diponegoro, diharapkan dapat mampu menekan jumlah timbulan sampah yang dihasilkan Universitas Diponegoro, salah satunya yakni sampah makanan.