Universitas Diponegoro kembali menegaskan posisinya sebagai kampus yang serius menjalankan komitmen terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, khususnya SDG 6 tentang air bersih dan sanitasi. Sejalan dengan Target Pengelolaan Air 2030 dan Roadmap Net Zero Emissions 2050, UNDIP sukses mencapai 98,56 persen dari sasaran konservasi air berkat penerapan teknologi hemat air dan berbagai program inovatif berbasis lingkungan.

Sebanyak enam inisiatif utama dijalankan untuk menjaga kelestarian air tanah serta memperkuat ketahanan air jangka panjang di kawasan kampus. Upaya ini bukan hanya mendukung keberlanjutan internal kampus, tetapi juga menjadi model pengelolaan air bagi institusi pendidikan lainnya di Indonesia.

Salah satu program unggulan adalah pembangunan reservoir yang berfungsi menyimpan air pada musim hujan dan mendistribusikannya pada musim kemarau. Dengan kapasitas aliran mencapai 26,34 m³/detik, waduk ini menjadi elemen penting dalam mencegah banjir sekaligus memenuhi kebutuhan air kampus. Infrastruktur ini merupakan hasil kerja sama UNDIP dengan Balai Besar Wilayah Sungai sejak 2013.

Selain itu, pengelolaan kolam kampus juga memberikan kontribusi besar. Kolam-kolam yang tersebar di berbagai fakultas berfungsi menampung limpasan air hujan, mengurangi risiko banjir dan erosi, sekaligus memperindah lanskap kampus dan menjadi ruang rekreasi mahasiswa.

Inisiatif panen air hujan turut memperkuat upaya konservasi, dengan kapasitas total penyimpanan mencapai 29.000 liter dari berbagai instalasi di fakultas-fakultas seperti Hukum, Teknik, dan Kesehatan Masyarakat. Air yang dikumpulkan dimanfaatkan untuk penyiraman tanaman serta kebutuhan sanitasi.

Kontribusi signifikan lainnya datang dari pemasangan biopori. Jumlah biopori di UNDIP telah melampaui target 1.500 lubang pada 2025 dan kini mencapai 1.889 titik. Biopori ini membantu mempercepat penyerapan air ke dalam tanah, mengurangi limpasan, serta menjadi media pembelajaran bagi mahasiswa.

Tak hanya itu, UNDIP juga telah membangun sedikitnya 70 sumur resapan di berbagai fakultas. Sumur ini berfungsi mengalirkan kelebihan air hujan ke dalam tanah, sekaligus mendukung pemulihan cadangan air tanah.

Melengkapi upaya tersebut, UNDIP mengembangkan arboretum di sejumlah lokasi seperti Fakultas Hukum, FSM, Kawasan Hutan Kampus Vokasi, KHDTK Penggaron, hingga PSDKU Pekalongan. Arboretum ini menjadi ruang perlindungan bagi spesies pohon langka sekaligus membantu penyerapan air dalam skala besar. Salah satunya, arboretum FSM, menampung beragam jenis Ficus yang berperan penting dalam konservasi ekologis.

Rangkaian program ini menegaskan komitmen Universitas Diponegoro dalam menerapkan pengelolaan air berkelanjutan secara terpadu. Dengan capaian konservasi air yang mendekati sempurna, UNDIP terus memperkuat langkah menuju kampus berbasis lingkungan dan energi bersih.

Lebih lanjut bisa mengakses laporan audit air berikut:
https://sustainability.undip.ac.id/wp-content/uploads/2024/10/Final-Part-II_LAPORAN_AUDIT_TERBARU_PTAedit_vHH.pdf