Cepogo, Boyolali (05/08/2022) – Dilihat dari berbagai sumber dan survey lapangan langsung yang telah dilakukan oleh mahasiswa, posyandu di Desa Wonodoyo saat ini masih menggunakan alat pengukur tinggi badan konvensional, padahal kegiatan posyandu yang mengukur tinggi badan anak dilakukan secara rutin beberapa kali dalam sebulan.

Sebagai salah satu indikasi pengidap stunting, pengukuran tinggi badan merupakan hal yang paling penting dilakukan. Padahal pengukuran dengan alat pengukur tinggi badan konvensional sendiri masih memiliki banyak kekurangan, seperti ketidak akuratan alat, anak yang sulit untuk diam, anak yang tidak mau mendatangi tempat pengukuran serta human error yang sering terjadi dikarenakan lingkungan yang tidak kondusif dikarenakan banyaknya anak yang menangis ataupun bermain.

Dengan banyaknya kekurangan metode ini, mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro, Sekolah Vokasi, Jurusan Teknologi Rekayasa Otomasi, Daruh Alfian Mursidi mengambil langkah untuk membantu mengurangi kekurangan dari metode ini dengan memberikan pelatihan pengukuran menggunakan alat pengukur tinggi badan digital dalam rangka meningkatkan efektifitas dan fleksibilitas pengukuran pada anak.

Bidan desa, ibu Dwi memaparkan bahwa “Adanya pelatihan ini sangat membantu para kader posyandu untuk meningkatkan keakuratan pengukuran dan juga memudahkan pengukuran dikarenakan alat ukur yang kecil sehingga bisa dibawa kemana – mana serta waktu pengukuran yang tidak membutuhkan waktu lama”

Program ini dilaksanakan pada hari Selasa, 5 Juli 2022, di balai desa Wonodoyo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali pada pukul 09.00 – 11.00, program sendiri diawali dengan perbandingan alat pengukur tinggi badan konvensional dengan alat pengukur tinggi badan digital, kemudian dilanjutkan dengan percontohan dengan media video lalu praktek langsung menggunakan alat oleh peserta yang di selingi dengan sesi tanya jawab

3

Dengan adanya alat pengukur tinggi badan digital ini diharapkan dapat menyelesaikan masalah kader posyandu terutama terkait anak – anak yang tidak kondusif ketika akan dilakukannya pengukuran tinggi badannya serta meningkatkan ke-akuratan pengukuran dan mengurangi human error seperti kesalahan pembacaan alat dikarenakan kecilnya indikator garis pengukuran.

Penulis : Daruh Alfian Mursidi
DPL : Dr. Khairul Anam, S.Si, M.Si
Lokasi : Desa Wonodoyo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali