Jatirejo, Suruh, Semarang (07/2022) Sampah adalah sesuatu yang sering dianggap tidak dibutuhkan dan tidak dipakai, tetapi seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi secara luas dan mengglobal maka pertukaran informasi dapat berjalan dengan baik. Sejalan dengan hal itu, misalnya ialah sampah organik yang menjadi sampah yang mudah lapuk dan mengalami dekomposisi. Sampah ini mudah ditemui di sekitar rumah-rumah warga dan perkebunan sekitar. Sampah yang jarang dikelola menjadi hal yang lebih baik ini, lebih baik diolah menjadi bahan yang lebih berguna dan bermanfaat bagi masyarakat contohnya yang diolah menjadi pupuk pertanian yang dapat dimanfaatkan oleh petani dan masyarakat yang gemar menanam tanaman. Hal ini dapat dimulai dengan proses yang dinamakan proses biopori atau pembuatan resapan biopori. Biopori merupakan suatu lubang vertikal dengan diameter 10-30 cm dan memiliki kedalaman sekitar 50-100 cm. Lubang biopori ini sangatlah mudah dilakukan karena memanfaatkan pralon bekas, sampah organik dan penutup pralon. Tentunya pralon-pralon dan penutup pralon yang digunakan sudah dilubangi pada beberapa bagiannya hal ini supaya terjadi dekomposisi sampah oleh mikroba tanah dan cacing berlangsung alami.
Adanya pembuatan lubang biopori di lingkungan Desa Jatirejo ini masyarakatnya sangat antusias dan berkeinginan untuk membuat lubang biopori seperti yang sudah dipraktekkan sebelumya sehingga pemanfaatan sampah organik lebih efisien dan inovatif dilakukan. Keunggulan dari biopori ini mudah dilakukan, murah, tidak menggangu aktivitas masyarakat dan memiliki banyak manfaat. Manfaat dari biopori ini adalah mencegah banjir, sebagai pupuk, cadangan air dan menyuburkan tanah. Harapanya dengan pembuatan lubang biopori ini menjadi salah satu metode yang berkelajutan untuk proses pemanfaatan sampah organik menjadi lebih bermanfaat dan beralih dari pupuk kimia menjadi pupuk alami.
Pembuatan biopori ini sejalan dengan SDGs (13) tentang Penanganan Perubahan Iklim dan (15) tentang ekosistem darat. Harapanya dengan pembuatan lubang biopori ini menjadi salah satu metode yang berkelajutan untuk proses pemanfaatan sampah organik menjadi lebih bermanfaat dan beralih dari pupuk kimia menjadi pupuk alami.
Reporter : Alvin Afriliandri (Biologi, Fakultas Sains dan Matematika)
DPL : Aghus Sofwan, S.T., M.T., Ph.D.
Lokasi KKN : Desa Jatirejo, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang

