Kabupaten Semarang (8/2022) – Masyarakat di Desa Leyangan umumnya memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk melakukan aktivitas di bidang perikanan dengan melakukan budidaya di kolam terpal maupun ember bekas. Namun, pembudidaya ikan di desa ini juga masih rendah tingkat pengetahuannya tentang teknik budidaya yang baik sehingga menghasilkan produksi yang kurang optimal. Kendala utama yang sering dikeluhkan pembudidaya, salah satunya adalah rentannya ikan terserang penyakit yang mengakibatkan potensi panen tidak optimal. Probiotik merupakan nutrisi yang dapat membantu ikan untuk memacu pertumbuhannya dengan memproduksi enzim untuk membantu tubuh inang dalam memecah makanan sehingga dapat diserap dengan baik.

Adanya probiotik ini, membuat ikan menjadi lebih sehat, membantu proses penyembuhan ikan yang sakit, dan menjaga kualitas air sehingga tidak keruh ataupun berbusa. Probiotik perikanan dibuat menggunakan bahan-bahan alami seperti molase, air kelapa tua, yakult, dan ragi tape sehingga tidak memberikan efek negatif pada lingkungan. Dengan kondisi saat ini, Mahasiswa KKN Tim II UNDIP Desa Leyangan melakukan kegiatan dengan tema “Peningkatan Ekonomi Kreatif Budidaya Melalui Pendampingan dan Sosialisasi Probiotik Perikanan Berbahan Alami” sehingga dapat mewujudkan tercapainya SDGs nomor 8 (Decent Work and Economic Growth) dan SDGs nomor 12 (Responsible Consumption and Production).

Pelaksanaan Program Kerja Monodisiplin mengenai Pendampingan dan Sosialisasi Probiotik Perikanan ditujukan kepada para pembudidaya ikan di Desa Leyangan. Program ini dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus 2022. Pembudidaya ikan di Desa Leyangan mayoritas melakukan budidaya ikan lele dan ikan nila mulai dari skala kecil, menengah, hingga besar. Sosialisasi dilakukan secara door to door ke lokasi budidaya ikan secara langsung. Mahasiswa KKN UNDIP melakukan penjelasan mengenai apa itu probiotik perikanan, manfaat probiotik, langkah-langkah pembuatan, dan cara pengaplikasiannya. Mahasiswa KKN UNDIP membagikan poster dalam bentuk selembaran serta memberikan produk prototype yang sudah jadi.

IMG-6192
Gambar 1. Sosialisasi Probiotik Perikanan ke Pembudidaya

Pembudidaya ikan yang pertama yaitu Bapak Anwar. Beliau memiliki 2 buah kolam sebesar 3×4 meter. Budidaya skala kecil ini difokuskan untuk pembesaran ikan nila selain untuk sekedar hobi.

IMG-6271
Gambar 2. Sosialisasi Probiotik Perikanan ke Pembudidaya

Pembudidaya ikan yang kedua yaitu Mbah Jito yang mana beliau memiliki kolam di dekat sawah sebesar 8×23 meter. Budidaya skala menengah ini difokuskan untuk pembesaran ikan nila dengan padat tebar sekitar 4.800 benih. Selain itu, Mbah Jito juga memiliki kolam kecil berukuran 0,8×1,5 meter untuk budidaya ikan lele dengan padat tebar sekitar 700 benih.

IMG-6257
Gambar 3. Sosialisasi Probiotik Perikanan ke Pembudidaya

Pembudidaya ikan yang ketiga yaitu Bapak Helmi. Beliau memiliki usaha budidaya ikan nila dan ikan lele dalam skala besar. Ukuran dari kolamnya pun besar yaitu sekitar 4×6 meter per kolamnya dengan padat tebar 5.000 – 6.000 benih. Budidaya skala besar yang sudah berjalan selama 1 tahun ini fokus untuk budidaya pembenihan dan pembesaran ikan lele. Uniknya, kolam ini tidak menimbulkan bau ammonia yang menyengat. “Cara agar kolamnya tidak bau ya tinggal diatur saja airnya, bisa sering-sering dikontrol supaya pakannya tidak menumpuk di dasar kolam”, ungkap Bapak Didik selaku pengelola kolam budidaya tersebut.

Whats-App-Image-2022-08-07-at-12-42-57
Gambar 4. Sosialisasi Probiotik Perikanan ke Ibu PKK Dusun Jetis

Tidak selesai hanya disitu, pada tanggal 6 Agustus 2022, kegiatan Program Kerja Monodisiplin ini dilanjutkan kembali dengan target peserta ibu-ibu PKK di Dusun Jetis. Kegiatan ini bertujuan agar tidak hanya fokus ke pembudidaya saja, tetapi masyarakat luas juga perlu mengetahui apa itu probiotik perikanan. Ibu-ibu PKK sangat antusias dalam mendengarkan dan memperhatikan penjelasan Mahasiswa KKN UNDIP.

Dengan adanya Program Kerja Monodisiplin ini, diharapkan masyarakat termotivasi untuk semakin produktif dan kreatif dalam membuka peluang usaha. Selain itu, program ini juga menjadi salah satu jembatan dalam membantu meningkatkan mutu perekonomian dan menjadi bagian dari pembangunan kemajuan Desa Leyangan.

Penulis : Mei Larasati / 26010119130040 / Manajemen Sumberdaya Perairan – Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Dosen Pembimbing Lapangan : Ir. Sutrisno, M.P.
Lokasi : Desa Leyangan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang