Minyak jelantah menjadi salah satu limbah bahan baku yang bertumbuh pesat di lingkungan rumah tangga. Umumnya masyarakat langsung membuang minyak jelantah tersebut ke lingkungan secara sembarangan. Padahal limbah minyak jelantah tersebut memberi dampak buruk bagi kesehatan tubuh dan lingkungan. Minyak dengan kandungan asam lemak jenuh yang tinggi akan sangat berbahaya bagi tubuh, karena dapat memicu berbagai penyakit seperti jantung dan stroke. Minyak jelantah yang dibuang juga menyebabkan penyumbatan saluran air atau dreinase yang berpotensi menjadi tempat tumbuh kembang bakteri, minyak jelantah yang dibuang sembarangan nantinya akan mengalir ke sungai dan berakhir di laut yang menyebabkan pencemaran.

Di salah satu lingkungan tempat mahasiswa melaksanan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tepatnya Kelurahan Kalibanteng Kulon, Semarang, terdapat banyak limbah minyak jelantah yang tidak digunakan.

Dari permasalahan tersebut, mahasiswa membekali masyarakat Kalibanteng Kulon untuk dapat memanfaatkan minyak jelantah menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk meminimalisir limbah minyak jelantah tersebut. Salah satu pemanfaatan minyak jelantah ini yaitu mengubah limbah tersebut menjadi lilin aromaterapi.

Kegiatan ini dilakukan dengan cara sosialisasi door to door di Kelurahan Kalibanteng Kulon pada 11 Agustus 2022. Sosialiasi dilakukan dengan memberi ilmu kepada masayarakat tentang bahaya dan pemanfaatan minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi. Selain itu, masyarakat diberikan brosur yang berisikan informasi alat, bahan, dan cara pembuatan lilin aromaterapi menggunakan limbah minyak jelantah.

Adanya sosialisasi pada masyarakat ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak buruk minyak jelantah bagi kesehatan tubuh dan lingkungan sehingga tidak lagi membuang langsung minyak jelantah sembarangan melainkan mampu memanfaatkan limbah tersebut menjadi sesuatu yang bermanfaat dan memiliki nilai jual.

Penulis : Sonia Grace M. S. Manik
DPL : Dr. Noer Abyor Handayani, S.T., M.T.