Persamaan kesempatan mengakses pendididkan tinggi bagi perempuan dan laki-laki membawa dampak pada perbandingan jumlah lulusan perguruan tinggi, khususnya Universitas Diponegoro, antara lulusan perempuan dan lulusan laki-laki. Semakin berimbangnya perbandingan jumlah lulusan perempuan dan lak-laki menunjukkan makin dekatnya kesenjangan gender antara keduanya.

Sampai tahun 2019, Universitas Diponegoro telah memiliki data perbandingan lulusan perempuan dan lulusan laki-laki. Sebagai data awal, di tahun 2019, Undip telah menghasilkan lulusan sebanyak 10.702 untuk semua jenjang/strata pendidikan, dengan rincian 6,301 (58,87%) lulusan perempuan dan 4,401 (41,14%) lulusan laki-laki. Berdasarkan data itu, Undip sesungguhnya tidak memiliki problem angka kesenjangan lulusan antara mahasiswa perempuan dan mahasiswa laki-laki.

Tidak terlalu bersenjangnya perbandingan lulusan perempuan dan laki-laki ini, tidak berarti tidak perlu upaya untuk mengantisipasi kesenjangan lulusan. Untuk mengantisipasi kesenjangan telah dilakukan melalui berbagai cara, antara lain melalui SIA (Sistem Informasi Akademik) yang didalamnya terkandung menu pengelolaan wisuda di mana ketua progam studi, dosen wali, tenaga kependidikan dapat melakukan pemantauan terhadap status perolehan SKS bagi mahasiswa laki-laki dan perempuan. Bertolak dari penggunaan aplikasi itu, pengelola program studi dapat melakukan bimbingan dan afirmasi mendongkrak kelulusan mahasiswa perempuan.

Dengan adanya data perbandingan lulusan ini bisa ditelusuri dan diketahui seberapa kesenjangan jumlah lulusan perempuan dan laki-laki, dan penyebab kesenjangan jumlah lulusan. Sehingga bisa ditentukan langkah antisipasinya. Ketika kesenjangan perempuan dan laki-laki ini semakin dekat, itu artinya capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) 5 dapat diwujudkan.