(01/11) Beberapa waktu yang lalu, berprofesi sebagai penjual sayur dan buah masih dipandang sebagai pekerjaan yang tidak bergengsi. Namun, sekarang berwirausaha di sektor pertanian khususnya sayur dan buah menjadi pilihan yang potensial. Bukan hanya dilakukan oleh petani pria, atau pemuda desa, melainkan ibu rumah tangga juga bisa mengambil peluang ini.

Kemiskinan menjadi penyakit laten masyarakat pedesaan Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya peran serta wanita dalam ranah publik karena stereotipe masyarakat. Wanita selalu dinilai baik ketika mau mengurus rumah tangga, tetapi tidak ketika mereka harus bekerja. Akibatnya mereka memilih untuk tidak bekerja. Padahal mungkin suaminya ahnyalah petani kecil.

Untuk menyeimbangkan peran wanita di ranah publik dan domestik maka yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan pemahaman tentang arti menjadi wirausahawan. Program pengabdian ini dirancang secara khusus agar wanita tani di Kelurahan Jabungan, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang bisa menjadi wirausahawan di sektor pertanian, khususnya adalah untk komoditas sayuran dan buah.

Selain bisa mendapatkan uang, mereka juga masih bisa menyapu dan memasak. Untuk itulah perlu adanya pengabdian masyarkatdi Kelurahan Jabungan kaitannya dengan peningkatan keterampilan wanita melalui pelatihan dan pendampingan wirausaha berbasis sayur dan buah

Kedepan diharapkan mereka bisa membantu suaminya mencari penghasilan tambahan, keluar dari jerat kemiskinan, bisa mengisi waktu luang dengan hal positif, namun amsih tetap bisa memperhatikan keluarga.