
KENDAL-Desa Sedang Sikucing, Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal mayoritas warganya berprofesi sebagai nelayan tradisional. Selama ini permasalahan nelayan tradisional seperti wilayah tangkapan dan persolan harga jual ikan yang sangat murah sehingga nelayan tidak dapat meningkatkan kesejahteraannya.
Belum lagi, tidak setiap hari mereka bisa menangkap ikan. Dimusim tertentu nelayan tradisional harus bersandar dan tidak bekerja. Serta pemsalahan penyimpanan ikan yang tidak dapat lama disimpan di frezer yang terbatas jumlahnya.
Selama ini para nelayan masih menggunakan drum plastik, sebagai tempat ikan pasca ditangkap. Hasilnya, seringkali membuat kualitas kesegaran ikan menjadi turun, dan tidak cukup banyak untuk menampung ikan bagi nelayan, akibatnya harga jual juga ikut menurun.
Mengatasi hal tersebut, Tim Pengabdian Program Kemitraan Wilayah (PKW), menerapkan alat yang mampu mengganti peran dari drum plastik yaitu fiber box. Berupa produk pendingin sebagai tempat penyimpanan ikan tangkapan nelayan, yang mampu membuat ikan tetap segar dalam waktu cukup lama. Menggunakan alat ini, menjadi solusi inovatif masalah penyimpanan ikan.
“Konsep tim pengabdian masyarakat ini, dilatarbelakangi oleh besarnya potensi Indonesia dengan garis pesisir pantai dan jumlah nelayan, sehingga produksi ikan sangat tinggi nilainya. Disatu sisi, juga masih banyak kendala yang dihadapi, khususnya oleh nelayan tangkap tradisional,” papar Ketua Pengabdian Drs Edy Yusuf Agung Gunanto Ph.D di Kendal, Senin 9 September 2019.
Selama pengabdian dipimpin oleh Drs Edy Yusuf Agung Gunanto Ph.D, dan tiga anggotanya Darwanto M.Si, Dra Indah Susilowati M.Si, dan Ageng Prasetyi S.E., M.M.
Anggota tim, Darwanto, dijelaskan kemampuan kelompok nelayan tradisional di bidang pengolahan ikan pasca ditangkap masih sangat rendah. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan dan terbatasnya sarana-prasarana yang mendukung.
“Hal tersebut berdampak pada pendapatan nelayan, menjadi tidak maksimal. Alat Fiber box menjadi solusi untuk pengolahan ikan, yang merupakan suatu metode untuk menjaga kondisi ikan agar bisa bertahan lama dan tidak mudah rusak.,” terangnya dosen FEB Undip tersebut.
Dari beberapa alat yang ada, pada pelaksanaan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat nelayan tentang proses pengawetan ikan, dengan menggunakan alat fiber box agar kesegaran ikan tetap terjaga pasca tangkap.
“Hasilnya, dengan menggunakan fiber box tersebut pendapatan nelayan menjadi meningkat. Jika sebelumnya hanya sekitar Rp 50 ribu, kini mereka bisa memperoleh pendapatan antara Rp250 ribu hingga Rp 500 ribu. Tentu ini hasil yang luar biasa,” pungkasnya.