Semarang (21 Juni 2019), Universita Diponegoro dipimpin dr. Siti Fatimah, M.Kes. melaksanakan Pengabdian Masyarakat Kabupaten Semarang dengan penguatan produk sabun batik ramah lingkungan berbahan buah lerak (unggulan kota Semarang) melalui implementasi sipdilpot. Permasalahan yang dihadapi oleh UMKM adalah pada proses proses pengeringan, penumbukan, dan pengadukan.

Proses pengeringan membutuhkan panas matahari yang konstan. Sementara panas matahari tidak merata. Sehingga produktivitas pengeringan cenderung rendah. Proses tersebut kurang optimal dalam mengeringkan lerak. Penumbukan yang masih konvensional, sehingga tingkat produksi sangat rendah. proses pencampuran atau pengadukan serbuk buah lerak dengan air dan komponen lainnya. Takaran dan proses pengadukan campuran serbuk buah lerak dengan bahan – bahan lain cenderung lama dan tidak merata, sehingga menghasilkan pencampuran yang tidak cukup bagus. Sehingga dilakukan beberapa penerapan alat untuk membantu permasalah tersebut.Penerapan alat untuk melakukan pengeringan buah lerak agar kering secara merata. Penerapan alat ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pengeringan.  Penerapan alat penepung atau penumbuk guna mempercepat hasil pengolahan lerak menjadi serbuk.

Program menghasilkan produk sabun batik. “Sabun Lerak REZA” adalah bahan cuci alami yang di desain untuk menjaga warna kain batik/lurik/tenun & kain tradisional lainnya agar tetap awet karena tidak mengandung caustic soda sehingga aman terhadap kain & warna. Berbeda dengan produk sabun lerak yang sudah ada di pasaran, “Sabun Lerak REZA” merupakan inovasi sabun yang mengandung serat tumbuhan & coconut oil sehingga dapat meningkatkan daya cuci tanpa merusak warna serta serat kain & busa yang yang dihasilkan cukup melimpah.